MATEMATIKA
EKONOMI
“
APLIKASI HITUNG DIFERENSIAL DALAM ILMU EKONOMI“
DISUSUN OLEH :
KELAS IV B MATEMATIKA
KELOMPOK IV
ASWAR ANAS (10536427412)
SAHRIR RAMADHAN (10536426312)
SUKMAWATI. HS. (10536424112)
RAHMA AULIANI (10536426812)
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
APLIKASI
HITUNG DIFERENSIAL
DALAM
ILMU EKONOMI
A.
Pengertian
Diferensial (Derivatif)
Darivatif atau turunan tidak dianggap sebagai
suatu hasil bagi atau pecahan dengan dy sebagai pembilang dan dx sebagai
penyebut, melainkan sebagai lambang yang menyertakan limit dari , sewaktu mendekati nilai nol
sebagai limit. Akan tetapi untuk dapat memahami masalah – masalah tertentu
kadang – kadang bermanfaat juga untuk menafsirkan dx dan dy secara terpisah.
Dalam hubungan ini dx menyatakan diferensial x dan dy diferensial y. pengertian
diferensial berguna sekali, misalnya dalam aplikasinya pada kalkulus integral
dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayut yang berkaitan dengan
perubahan – perubahan kecil dalam variabel bebas.
Jika f َ (x) merupakan
derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan merupakan kenaikan dalam x, maka diferensial
dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x), terdefinisikan oleh persamaan.
B. Kaidah – Kaidah Diferensial
Diferensial adalah proses penentuan n
turunan dari suatu fungsi, yaitu mencari perubahan y berkenaan dengan suatu
perubahan x apabila perubahan x ( mendekati nol.
1.
Kaidah fungsi constant
Misalnya
; y = k maka = 0
Contoh
: y = 5 maka
2.
Kaidah fungsi linear
Misalnya
: y = a + bx maka
Contoh
: y = 2 + 3x maka
3.
Kaidah fungsi pangkat
Misalnya;
y = xn dimana n ≠ 0 maka
Contoh
:
y
= x4 maka 4x3
4.
Diferensiasi perkalian konstan dengan
fungsi
Jika
y = kv dimana v = f(x) maka =
Contoh
:
5.
Diferensiasi pembagian konstan dengan
fungsi
Jika
y = dimana v = f(x) maka =
Contoh:
y =
6.
Diferensiasi penjumlahan (pengurangan),
fungsi
Jika
dimana u = g(x) dan v = h(x)
Maka
Contoh:
7.
Diferensiasi perkalian fungsi
Maka
Contoh:
8.
Diferensiasi perkalian fungsi
Jika
Maka
=
Contoh:
9.
Diferensiasi fungsi komposit
Jika
y=f(u) sedangkan u=g(x) dengan kata lain
y=f{g(x)}
Maka
Contoh:
y
=
10.
Diferensiasi fungsi berpangkat
Jika
Maka
Contoh:
C.
Perilaku
Konsumen
Perilaku
konsumen di adalam memutuskan berapa jumlah barang yang akan dibeli biasanya mengikuti
hukum permintaan yang mengatakan bahwa bila harga sesuatu barang naik, maka
ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap) jumlah barang yang diminta
konsumen turun. Demikian pula sebaliknya bila harga turun maka ceteris paribus
jumlah barang yang diminta akan naik.
Salah satu
pendekatan yang menjelaskan mengapa konsumen berperilaku seperti itu adalah
pendekatan kepuasan marjinal (marjinal utility). Kepuasan marjinal adalah
tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen karena ada tambahan konsumsi satu
unit barang. Jadi kepuasan marjinal tidak lain adalah turunan pertama dari
kepuasan total.
Keterangan:
MU = Kepuasan marjinal
TU = Kepuasan total
Q = Jumlah barang yang dikonsumsi
Pendekatan
kepuasan marjinal bertitik tolak pada suatu tanggapan yang mengatakan bahwa
kepuasan konsumen dapat diukur dengan uang dan konsumen berusaha untuk mencapai
kepuasan total yang maksimum. Jika P menunjukkan harga barang, maka konsumen
akan memperoleh kepuasan total yang maksimum apabila dipenuhi syarat:
Contoh:
1.
Berapakah jumlah barang yang akan
diminta oleh konsumen apabila harga barang per unit Rp. 2000,- dan kepuasan
total konsumen ditunjukkan oleh fungsi
Jawab:
Kepuasan total yang maksimum akan
diperoleh konsumen bila syarat
P = MU di penuhi, maka:
2000 = 2100 0,5Q
0,5Q
= 100
Q = 200
Jadi, konsumen akan memperoleh kepuasan
total apabila ia membeli barang sebanyak 200 unit pada harga Rp. 2000,- per
unit.
2.
Seorang konsumen membeli sejenis barang
sebanyak 20 unit dan ia telah memperoleh kepuasan total yang maksimum.
Berapakah harga pembelian barang tersebut per unitnya jika fungsi kepuasan
total konsumen ditunjukkan oleh fungsi
Jawab:
Kepuasan marjinal:
Kepuasan total yang maksimum diperoleh
bila
Jumlah barang yang dikonsumsi adalah 20
unit.
Jadi pada tingkat harga Rp 5,00 konsumen
akan memperoleh kepuasan maksimum dengan mengkonsumsi barang sebanyak 30 unit.
D.
Perilaku
Produsen
Salah
satu keputusan yang harus diambil oleh seorang produsen adalah menentukan
berapa output yang harus diproduksi. Setiap proses produksi, seorang produsen
dianggap mempunyai landasan teknis untuk berproduksi yang disebut fungi
produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan
hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dan penggunaan input-input.
Tambahan output yang dihasilkan karena ada penambahan pemakaian satu unit input
disebut dengan produksi marjinal (Marjinal Physical Product) dan diberi symbol
MP. Bila Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan L menunjukkan tingkat
penggunaan input, maka produksi marjinal dapat dirumuskan:
Selain
konsep produksi marjinal, dalam membicarakan perilaku konsumen ini dipakai pula
konsep produksi rata-rata (Average Product) yang kemudian kita beri simbol AP,
Produk rata-rata adalah output rata-rata per unit dan dirumuskan:
Tujuan produsen dalam
memproduksi barang dianggap untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Oleh sebab
itu produsen harus bisa memutuskan berapa banyak input yang harus digunakan
agar output yang yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan yang maksimum.
Syarat yang harus dipenuhi:
Contoh:
Perusahaan “X” memproduksi suatu jenis
barang dengan input variabel L, output yang dihasilkan pada berbagai tingkat
input adalah Q = 75L, jika harga input L
adalah Rp. 7500,- per unit dan harga output Rp. 500,- berapa unit yang harus
diproduksi oleh perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimum? Berapakah
produksi rata-ratanya?
Jawab:
Fungsi Produksi Q = 75L, maka MP = 75 – 2L
Syarat keuntungan maksimum:
75 – 2L =
L = 30 unit
Jadi,
input yang digunakan agar keuntungan produsen maksimum adalah 30 unit.
Jumlah
output yang dihasilkan adalah:
Q
= 73(30) – (30)2 = 1350 unit
Produksi
rata-rata:
AP
= == 45 unit output
Artinya,
pada tingkat penggunaan input L = 30 unit, setiap unit input digunakan untuk
menghasilkan rata-rata 45 unit output.
E.
Biaya
Produksi
Biaya produksi bagi
suatu perasaan adalah nilai dari factor-faktor produksi (sumber-sumber ekonomi)
yang digunakan dalam proses produksi. Dari segi sifat biaya dalam hubunganya
dengan tingkat output, biaya produksi total dapat dibagi menjadi:
a. Biaya
Tetap Total ( Total Fixed Cost) disingkat TFC atau FC yaitu jumlah biaya-biaya
yang besarnya tetap, berapapun tingkat output yang dihasilkan. Biaya yang
termasuk biaya tetap ini misalnya: Penyusutan, sewa gudang, asuransi dan
sebagainya.
b. Biaya
Variabel Total (Total Variabel Cost) disingkat TVC atau VC adalah biaya yang
besarnya tergantung dari jumlah output yang dihasilkan. Biaya variabel ini akan
bertambah besar bila output yang dihasilkan bertambah. Biaya yang termasuk TVC
misalnya biaya untuk bahan mentah, upah, ongkos, angkut dan sebagainya.
c.
Biaya Total (Total Cost) disingkat TC
adalah penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variable, atau TC = FC + VC
Gambar
TFC, TVC, dan TC bersama-sama adalah sebagai berikut:
Disamping konsep biaya
total tersebut diatas, dipakai juga beberapa konsep biaya persatuan, yaitu:
a. Biaya
Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost) disingkat AFC adalah ongkos tetap yang
dibebankan pada setiap unit output, atau
b. Biaya
Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost) disingkat AVC adalah semua
biaya-biaya lain, selain AFC yang dibebankan pada setiap unit output, atau
c. Biaya
Total Rata-rata (Average Total Cost) disingkat ATC atau sering juga disebut
biaya rata-rata dan hanya disingkat AC (Average Cost) adalah biaya total yang
dibebankan pada setiap unit output yang diproduksi atau
d. Biaya
Marjinal (Marginal Cost) disingkat MC adalah tambahan biaya total karena ada
tambahan produksi 1 unit output dan dirumuskan sebagai
Contoh
:
Bila fungsi biaya
rata-rata ditunjukkan oleh persamaan AC=25 - 8Q + Q2 tentukan biaya
marjinalnya (MC).
Untuk mendapatkan MC,
maka langkah pertama adalah mencari TC-nya dulu.
Kemudian MC dicari
dengan
Kurva
MC mempunyai hubungan yang unik dengan kurva AC yang juga didapat dari kurva TC
yang sama, atau dapat dilihat dengan gambar:
F. Penerimaan
Penerimaan (revenue)
yang dimaksud di sini adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan
outputnya. Untuk menganalisa perilaku produsen, ada beberapa konsep penerimaan
yang harus dipahami lebuh dahulu.
a. Penerimaan
Toatal (Total Revenue) disingkat TR adalah penerimaan total produsen dari hasil
penjualan outputnya atau TR = PQ
- Penerimaan Rata-rata (Average Revenue) disingkat AR adalah Penerimaan Produsen per unit outputnya yang dijual, atau
c. Penerimaan
Marjinal (Marginal Revenue) disingkat MR yaitu tambahan penerimaan karena
adanya tambahan penjualan satu unit output, atau
Grafik
hubungan antara TR, AR, dan MR tergantung pada bentuk pasar di mana perusahaan
tersebut berada. Ada 2 bentuk pasar yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar
monopoli
- Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna antara lain ditandai oleh
banyaknya produsen dan konsumen sehingga masing-masing pihak baik itu produsen
(penjual) dan konsumen tidak dapat mempengaruhi harga di pasar. Harga ditentuka
oleh ‘pasar’. Dalam pasar persaingan sempurna, kurva permintaan yang dihadapi
oleh seorang produsen merupakan garis lurus horizontal. Ini berarti produsen
dapat menjual outputnya dalam jumlah berapapun tanpa terjadinya penurunan harga
jual.
Contoh:
Dalam
pasar persaingan sempurna fungsi permintaaan ditunjukkan oleh persamaan P = 10,
sehingga kita dapat menentukan:
a. Penerimaan
totalnya: TR = PQ = 10Q
b. Penerimaan
rata-rata:
c. Penerimaan
marjinal :
Jadi,
dalam pasar persaingan sempurna, fungsi permintaan berimpit dengan fungsi penerimaan rata-rata dan penerimaan
marjinalnya.
- Pasar monopoli
Pasar monopoli ini berbeda dengan pasar persaingan
sempurnna yang di dalamnya terdapat banyak penjualan dan pembeli, maka dalam
pasar monopoli hanya ada satu penjual sehingga tidak ada orang lain yang
menyaingi sehingga sehingga disebut juga pasar monopoli murni Karena seorang
produsen monopoli adalah satu – satunya produsen di dalam suatu pasar, maka
permintaan yang dihadapi adalah kurva permintaan pasar, yaitu kurva permintaan
yang bentuknya menurun dari kiri atas ke
kanan bawah Dengan perkataaan lain, dalam pasar monopoli produsen dapat
menetapkan harga.
Contoh:
Fungsi
permintaan yang dihadapi seorang monopoli ditunjukkan oleh persamaan P = 10 –
0,5Q sehingga:
a. Penerimaan
total:
TR
= PQ
=
(10 – 0,5Q)Q
=
10Q – 0,5Q2
b. Penerimaan
rata-rata:
=
10 – 0,5Q
c. Penerimaan
marjinal:
=
10 – Q
Dari
jawaban di atas dapat dilihat bahwa kurva permintaan, AR dan MR merupakan garis
lurus dan kurva permintaaan berimpit dengan kurva AR. Fungsi penerimaan total
(TR) merupakan fungsi yang tidak linear . Gambar hubungan antara kurva-kurva di
atas adalah sebagai berikut:
DAFTAR
PUSTAKA
Haeussler,
Paul, dan Wood. Pengantar Matematika Ekonomi untuk Analisis Bisnis dan Ilmu –
Ilmu Ekonomi Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Naidah.
2012. Matematika Ekonomi. Makassar: Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar.
Rosyidi,
Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. Surabaya: PT. Rajagrafindo Persada.