Jumat, 19 Desember 2014

MEMULAI USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA



MEMULAI USAHA BARU
DAN
MODEL PENGEMBANGANNYA

A.    Cara Memasuki Usaha
Untuk memasuki usaha atau memulai suatu usaha pasti akan mengalami suka duka dan perjuangan untuk menjadi wirausahawan yang sukses. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan tertatih-tatih, bahkan sering kali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun karena keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun, akhirnya berhasil. Tanpa kerja keras, kita tidak mungkin memperoleh apa yang kita inginkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Najm ayat 39 - 41yang artinya:
 (٤١)ٱلْأَوْفَىٰ ٱلْجَزَآءَ يُجْزَىٰهُ ثُمَّ   (٤٠) يُرَىٰ سَوْفَ سَعْيَهُۥ وَأَنَّ (٣٩) سَعَىٰ مَا إِلَّا لِلْإِنسَٰنِ لَّيْسَ وَأَن
Artinya :”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yangh telah diusahakannya (39) dan bahwasanya  usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)(40) kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (Q.S. an-Najm/53: 39-41)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia hanya akan memperoleh apa yang diusahakannya. Usaha itulah yang akan dinilai di hadapan Allah swt. Oleh sebab itu, Allah melarang kita untuk bermalas-malasan, tidak mau berusaha, dan menggantungkan hidup kepadaa orang lain.
Dari hasil penelitian di lapangan, terdapat beragam cara dan sebab untuk memulai usaha. Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu :
a.       Faktor keluarga pengusaha
Seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya.
b.      Sengaja terjun menjadi pengusaha
Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha.
c.       Kerja Sampingan (iseng)
Melakukan usaha dengan tidak disengaja, biasanya dilakukan secara iseng. Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambahan kegiatan.
d.      Coba-coba
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman, kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru di-PHK.
e.       Terpaksa
Mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau menganggur.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil, wirausaha dapat memilih dan melakukan empat cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu:
1.      Merintis Usaha Baru (starting)
Seseorang memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha. Di samping itu, tugas lain adalah mencari lokasi yang tepat dan menyediakan peralatan atau mesin uang sesuai dengan usahanya.
Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
a.       Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
b.      Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
c.       Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a.       Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1)      Bidang usaha pertanian (agriculture), meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan.
2)      Bidang usaha pertambangan (mining), meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
3)      Bidang usaha pabrikasi (manufacturing), meliputi industri perakitan, sintesis.
4)      Bidang usaha konstruksi, meliputi  konstruksi bangunan,  jembatan,  pengairan, jalan raya.
5)      Bidang usaha perdagangan (trade), meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
6)      Bidang jasa keuangan (financial service), meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7)      Bidang jasa perseorangan (personal service), meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
8)      Bidang usaha jasa-jasa umum (public service), meliputi  pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.
9)      Bidang usaha jasa wisata (tourism), terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
a)      Usaha jasa parawisata, meliputi jasa biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat  (pengurusan izin untuk suatu pertunjukan), jasa konsultan pariwisata, dan jasa informasi pariwisata.
b)      Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, meliputi  pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan obyek  dan daya tarik wisata budaya, serta pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.
c)      Usaha sarana wisata, berupa penyediaan akomodasi, makanan dan minuman, angkutan wisata, sarana  pendukung di tempat wisata, dan sebagainya.
b.      Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya :
a)      Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
b)      Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan.
c)      Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham (pesero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal disetor.
d)     Firma,  yaitu suatu  persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi bersama,  bila rugi  maka kerugian ditanggung bersama.
c.       Tempat usaha yang akan dipilih
Seorang  wirausaha  yang mulai merintis usaha dari awal  perlu mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas  dalam menentukan tempat usaha, dintaranya harus dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut :
a)      Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
b)      Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
c)      Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya?
Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
a)      Membangun bila ada tempat yang strategis
b)      Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan
c)      Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan
d.      Organisasi usaha yang akan digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan manajerial. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha.  Semakin besar lingkup usaha, semakin komplek organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha, maka semakin sederhana organisasinya.
            e .   Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
       Jaminan usaha ini  bisa berupa asuransi  maupun  jaminan dari pemerintah, seperti insentif usaha. Adanya jaminan usaha  ini  dapat memberikan kepastian bagi seorang wirausahawan untuk memulai  kegiatan bisnisnya, terutama dalam mengantisipasi perubahan secara mendadak dari lingkungan usaha.
f .   Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat  jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
a)      Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
b)      Lingkungan makro adalah lingkungan di  luar perusahaan  yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, teknologi, social politik, serta demografis dan gaya hidup,
2.      Membeli Perusahaan Orang Lain
Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada atau sudah berjalan sebelumnya. Pembelian usaha dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian meliputi saham berikut asset perusahaan yang dimiliki. Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
a)      Resiko lebih rendah
b)      Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha
c)      Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Sebelum melakukan kontrak jual beli perusahaan yang akan dibeli, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Aspek-aspek tersebut meliputi:
a)      Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?
b)      Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?
c)      Di mana lokasi perusahaan tersebut?
d)     Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang merintis sendiri usaha baru?
3.      Kerjasama Manajemen atau Waralaba (Franchising)
Yaitu  suatu   kerjasama   antara   francesee  dengan  perusahaan  induk (francesor)   dalam   mengadakan   persetujuan   jual   beli   hak   monopoli untuk    menyelenggarakan   usaha.
Model usaha ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor), dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa :
a)      Pemilihan lokasi usaha
b)      Bentuk bangunan
c)      Layout gedung dan ruangan
d)     Peralatan yang diperlukan
e)      Pemilihan karyawan
f)       Penentuan atas penyediaan bahan baku atau produk
g)      Iklan bersama
Cara seperti ini sudah dilakukan oleh McDonald, Indomaret, Rumah Makan Sederhana, dan lain-lain.
4.      Mengembangkan Usaha yang Sudah Ada
Dalam buku Kewirausahaan yang ditulis oleh Dr. Kasmir, SE., M.M., selain tiga cara tersebut, terdapat cara lain untuk memulai suatu uki dunia usaha, yaitu dengan mengembangkan usaha yang sudah ada. Artinya, pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik pengembangan berupa cabang ataupun penambahan kapasitas yang lebih besar. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan perusahaan keluarga.

B.     Bentuk-bentuk Usaha
Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang usaha ini penting agar kita mampu mengenal seluk-beluk usaha tersebut dan mampu mengelolanya. Untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti tergantung dari empat fakor berikut :
1)      Minat dan Bakat
Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang. Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari dari berbagai cara. Namun, seseorang yang memiliki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.
2)      Modal
Modal secara luas dapat diartikan uang. Untuk memulai usaha terlebih dahulu diperkirakan sejumlah uang. Dalam arti sempit, modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.
3)      Waktu
Waktu adalah masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek da nada pula yang dalam jangka waktu menengah atau panjang. Namun perlu diketahui bahwa waktu itu ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan kebahagiaanmu dan bisa pula menjadi bumerang yang mendatangkan kesengsaraanmu. Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan :"Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan" (Dinukil oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Al-Jawaab Al-Kaafi hal 109 dan Madaarijus Saalikiin 3/129).
Hal ini kita dapat mengetahui bahwa waktu itu harus betul – betul kita perhatikan dengan baik dalam melakukan usaha. Karena hal ini akan berakibat buruk pada usaha apabila kita lengah dengan waktu.
4)      Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya laba yang diinginkan. Di samping itu, dalam hall aba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut. Margin laba maksudnya jumlah laba yang akan diperoleh (dalam presentasi tertentu), sedangkan jangka waktu adalah lama tidaknya memperoleh laba, sesaat atau terus-menerus.
Berikut ini merupakan beberapa contoh bidang usaha yang menjadi pilihan para wirausahawan baru :
1)      Usaha kuliner, contoh: makanan pokok, makanan ringan, minuman ringan, es buah, es campur, kue-kue, dan lain-lain.
2)      Usaha pakaian dan perhiasan, contoh: baju, celana, sepatu, sandal, topi, kacamata, jam tangan, cincin, kalung, dan sebagainya
3)      Usaha yang berkaitan dengan tempat tinggal, contoh: jual beli rumah, renovasi rumah, perbaikan alat rumah tangga, dan lain-lain
4)      Usaha pendidikan, contoh: pedidikan untuk masyarakat melalui berbagai media seperti seminar, buku, VCD, radio, televise
5)      Usaha yang terkait dengan rekreasi, contoh: usaha sewa kendaraan, penyediaan tempat dan alat rekreasi, dan sejenisnya
6)      Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha, contoh: menjual mesin dan alat-alat untuk petani atau menjual bahan baku industri.
Sedangkan jenis-jenis badan hukum atau badan usaha yang dapat dipilih antara lain :
1)      Perusahaan Perseorangan
Merupakan usaha milik perorangan. Pendirian perusahaan perseorangan ini sangatlah sederhana, tidak memerlukan persyaratan khusus dan relative tidak memerlukan modal besar. Perusahaan perseorangan biasanya dipimpin oleh pemilik usaha yang sekaligus menjadi penanggung jawab atas segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajibannya terhadap pihak luar.
a.       Keuntungan Perusahaan Perorangan:
1.      Keuntungan menjadi milik sendiri
2.      Mudah mendirikannya
3.      Tidak perlu berbadan hikum
4.      Rahasia perusahaan terjamin
5.      Biaya organisasi rendah, karena organisasi tergolong sederhanaan
6.      Aktivitasinya relatif simple
7.      Manajemennya fleksibel
b.      Kekurangan Perusahaan Perseorangan:
1.      Modal tidak terlalu besar
2.      Aset pribadi sulit dibedakan dengan aset perusahaan
3.      Perusahaan sulit berkembang karena kurangnya ide-ide
4.      Pengelolaan tergantung kemampuan si pemilik
5.      Kelangsungan perusahaan kurang terjamin
6.      Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2)      Firma (Fa)
Merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang atau lebih dan menjalankannya atas nama perusahaan. Kepemimpinan dan tanggung jawab firma berada sepenuhnya di tangan pemilik firma. Pemilik sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko yang mungkin timbul. Kelebihan firma adalah manajemen lebih baik dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih rendah. Kelemahan firma adalah jika salah satu pemilik firma tidak ada, maka kelanjutan usahanya menjadi tidak menentu. Contoh firma (Fa) yaitu Amir Mahmud yang bergerak dalam bidang perdagangan rempah-rempah.
3)      Perseroan Komanditer (CV)
Merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Perusahaan ini sering disingkat dengan CV. Dalam CV terdapat beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan usaha. Sekutu dalam CV terbagi menjadi dua, yaitu:
a.       Sekutu aktif (komplementer) yaitu sekutu yang menjalankan atau memimpin suatu perusahaan
b.      Sekutu pasif (komanditer) yaitu sekutu yang memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan usahanya.
4)      Koperasi merupakan kumpulan orang yang secara bersama-sama melakukan usaha. Koperasi didirikan berdasarkan akte pendirian setelah memperoleh pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam Berita Negara. Koperasi dibentuk melalui rapat anggota minimal 20 orang yang masing-masing memenuhi syarat-syarat berikut :
1.      Mampu melaksanakan tindakan hokum
2.      Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi
3.      Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai    anggota koperasi.
Pengelolaan koperasi dilakukan oleh pengurus yang diangkat oleh rapat anggota. Pembagian hasil usaha berdasarkan pada jasa atas partisipasi masing-masing anggota. Koperasi memiliki dua jenis modal, yaitu (1) modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau hibah, dan (2) modal pnjaman yang berasal dari anggota koperasi, bank, dan lembaga keuangan lainnya, atau penerbitan obligasi serta surat utang lainnya.
5)      Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Usaha seperti ini salah satu usaha yang dapat menolong atau memudahkan kehidupan masyarakat lainnya. Hal ini juga diperintahkan firman Allah dalam QS. Al-Maidah/5 : 2 yaitu:
… وَالْعُدْوَانِ الْإِثْمِ عَلَى تَعَاوَنُوا وَلَا وَالتَّقْوَىٰ الْبِرِّ عَلَى وَتَعَاوَنُوا …
Artinya: ”… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…(QS al-Maidah/ 5 : 2)
Dari ayat di atas maka kita dapat memahami bahwa tidak ada manusia yang terlepas sama sekali dari orang lain, karena mereka hidup saling berinteraksi. Oleh karenanya, disadari atau tidak, seseorang pasti memerlukan orang lain dalam hidup dan kehidupannya. Begitu juga dalam hal profesi atau pekerjaan, satu profesi membutuhkan profesi yang lain. Maka dalam hal ini kebersamaan dan hubungan kerjasama antar profesi/ pekerjaan merupakan suatu keniscayan. Oleh karena pada fitrahnya manusia itu adalah makhluk sosial, maka jalinan kebersamaan dan hubungan kerjasama pasti diadakan oleh manusia, apa pun latar belakangnya. Dan paling penting diingat, sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina Ali ibn Abi Thalib, bahwa “kebaikan yang tidak terorganisir, akan terkalahkan oleh kejahatan yang terorganisir”. Kita harus mengadakan koordinasi yang harmonis antara satu profesi dengan profesi lainnya dalam melangkahkan tujuan bersama yaitu kebaikan yang hakiki.
Pendirian yayasan dilakukan untuk bidang pendidikan, kesehatan, panti sosial, atau lembaga swadaya masyarakat. Modal yayasan diperoleh dari sumbangan, wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya.
6)      Perseroan Terbatas (PT)
Adalah badan hukum yang memiliki tanggung jawab terbatas. Terbatas artinya tanggung jawab hanya sebatas modal yang disetorkan. Maksud dan tujuan mendirikan PT ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Kelebihan PT antara lain tanggung jawab masing-masing pihak tergantung dari jumlah modal yang disetor, luasnya bidang usaha yang dimiliki, dan kemudahan untuk memperoleh modal atau ekspansi.
Jenis perseroan terbatas dapat dilihat dari dua segi :
a.       Dilihat dari segi kepemilikan
1.      Perseroan Terbatas Biasa : PT yang para pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya warga Negara Indonesia dan berbadan hukum Indonesia
2.      Perseroan Terbatas Terbuka : PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal dan dimungkinkan warga Negara asing atau badan hukum asing menjadi pendiri, pemegang saham, atau pengurusnya
3.      Perseroan Terbatas (Persero) : PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Contohnya, PT Telkom (persero), PT Bank Mandiri (persero), PT PLN (persero)
b.      Dilihat dari segi status
1.      Perseroan Tertutup : PT yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.
2.      Perseroan Terbuka : Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bdang pasar modal. Contoh: PT Timah Tbk, dan PT Telkom Tbk.
C.    Definisi Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha adalah Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang prtumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Sedangkan untuk usaha yang besar terutama di bidang teknologi industri Pengembangan Usaha adalah istilah yang sering mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain. Ada beberapa definisi pengembangan usaha menurut para ahli, diantaranya:
1.      Mahmud Mach Foedz
Perkembangan usaha adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.      Brown dan Petrello
Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan masyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba
3.      Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barangatau jasa yg diperlukan oleh konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat izin tempat usaha.
4.      Hughes dan Kapoor
Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.
5.      Mussleman dan Jackson
Pengembangan usaha  adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
6.      Allan Affuah
Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktiftas yg dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sunber daya menjadi barang/jasa yg diinginkan konsumen
7.      Glos, Steade dan Lawry
Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yg diorganisir oleh orang2 yg berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yg menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
8.      Huat, T Chwee
Menurut Huat,T Chwee pengertian pengembangan usaha itu ada 2 yaitu :
1)      Pengembangan usaha dalam arti yg luas adalah istilah umum menggambarkan semua aktifitas dan institusi yg menproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehaari – hari.
2)      Pengembangan usaha adalah sekumpulan uang kecil yg dikelolah sekumpulan orang banyak sehingga berubah menjadi barang nyata.
D.    Unsur Pengembangan Usaha
Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 unsur yaitu:
1.      Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :
a.       Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha  untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Niat itu memang merupakan hal penting dalam melakukan sesuatu. Sabda Rasulullah, “Setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya,” bermuara pada kesimpulan: Jika kamu melakukan setiap amal perbuatan syar’i berniat semata-mata karena Allah dan kampong akhirat, maka kamu akan mendapatkannya.tapi jika kamu meniatkannya karena dunia, maka kamu bisa mendapatkannya tapi bisa juga tidak. Allah SWT berfirman:
يَصْلَاهَا جَهَنَّمَ لَهُ جَعَلْنَا ثُمَّ نُرِيدُ لِمَنْ نَشَاءُ مَا فِيهَا لَهُ عَجَّلْنَا الْعَاجِلَةَ يُرِيدُ كَانَ مَنْ
مَدْحُورًا مَذْمُومًا
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya (di dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang-orang yang Kami kehendaki,” (QS Al-Israa: 18).
Allah TIDAK berfirman, “Kami segerakan baginya di dunia apa yang manusia kehendaki,” akan tetapi Allah berfirman, “Apa yang Kami kehendaki – bukan yang manusia kehendaki – kepada orang yang Kami kehendaki – bukan kepada setiap manusia.” Allah membatasi apa yang disegerakan dan untuk siapa Dia menyegerakannya.
Dengan demikian, ada manusia yang mendapatkan semua yang dia inginkan di dunia, ada yang mendapatkan sebagian yang dia inginkan, dan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali dari apa yang dia inginkan, sampai kapan pun.
b.      Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk  mengembangkan barang / produk, dan lain – lain.
c.       Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .
2.      Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :
a.       Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha
b.      Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.
c.       Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .
d.      Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.
e.       Cakupan jajaran produk
Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memuungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan dengan keahlian yang seksama. Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan sebagai salah satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh pemiliknya dalam segala aspek,mulai dari ide dan produksi.
E.     Cara Pengembangan Usaha
1.      Fokus pada satu produk atau jasa, lalu pasarkan, promosikan, jual , lakukan tindakan apapun untuk meningkatkan penjualan. Walaupun ada hasrat untuk melakukan bisnis dengan menjual multi produk atau multi jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun seringkali focus pada satu atau dua produk dan melakukannya dengan sangat baik akan mengurangi risiko dan lebih menguntungkan.
2.      Kembangkan lini produk untuk melengkapi produk dan jasa yang sudah ada. Pada saat produk anda terbukti banyak pembelinya, jangan lalai untuk mengambil peluang dari produk yang relevant untuk mendiversifikasi lini produk. Hal ini tidak saja akan memberikan variasi produk, tapi juga akan menarikan bagi pembeli retail yang bertipe suka mengkonsumsi produk yang beragam namun masih satu lini.
3.      Carilah Cara untuk meningkatkan penjualan kepada pelanggan yang sudah pernah mencoba produk anda. Akan lebih murah untuk melakukannya. Walaupun kamu tidak dapat mengembangkan lini produk, kamu dapat meningkatkan pendapatan dengan cara Volume Discount. Contoh : membeli satu dapat dua, kartu discount kunjungan. Teknik ini dapat juga di gunakan pada Home Based Business.
4.      Mulailah untuk memperkerjakan seseorang, karyawan partimer, kontraktor independent, pegawai lepasan (freelancer) ataupun keluarga. Hal ini bukan saja akan meringankan casflow dengan cara menyesuaikan biaya dengan level pekerjaan yang ada, namun juga dapat menggunakan tenaga kerja yang berkompeten, yang mungkin kamu tidak sanggup memperkerjakan secara full time.
5.      Membuat website untuk mengiklankan perusahaan secara online. Sekarang tidak perlu lagi membuka took untuk menjaring pelanggan retail. Untuk pemasar produk special: buku- buku langka dan barang-barang koleksi, Toko online akan membawa kamu untuk memperoleh jutaan pelanggan tanpa membayar sewa, utility dan koleksi-koleksi tak berharga. Pengembangan website sendiri dengan hanya Rp.300.000 per bulan tanpa pengetahuan teknis. Perusahaan yang membantu anda untuk mendaftarkan Domain Anda akan menyediakan Template Online, Hosting Website diserver menyediakan beberapa alamat email.
6.      Join dengan pemilik bisnis lain untuk mempromosikan bisnis anda. Berpartner dengan pemilik bisnis yang masih related adalah salah satu tehnik marketing yang termurah dan termudah.
7.      Mulai memasarkan ke pasar yang lain. Bila target pelanggan kamu adalah remaja, mulailah arahkan kepada mahasiswa. Kalau target market anda adalah ibu2 pekerja. Strategi yang lain adalah dengan menggunakan produk berorientasi retail dan menjualnya secara wholesale. Contoh, Catering yang menjual makanan ringan misalnya menjual kue-kue kering dan basah, dan dapat menghubungi perusahaan kue local untuk menjual kepadanya secara wholesale. Walaupun harga yang ditetapkan lebih murah, namun akan memperoleh pendapatan yang lebih konsisten.
8.      Carilah cara baru dan berbeda untuk memasarkan bisnis anda melalui Email Newsletter atau menjadi pembicara tamu atau pembicara di suatu instansi. Pada dasarnya memasarkan bisnis tidak perlu menggunakan media yang membutuhkan biaya mahal untuk memasang iklan, kita dapat menggunakan Teknologi Informasi yang mulai berkembang diantaranya seperti Blog, informasi melalui Face Book, dan lain-lain.
9.      Kembangkan ke lokasi lain. Ini bisa dengan menyewa Virtual office di Pusat Bisnis atau Menyewa bersama pemilik UKM lainnya. Ada peluang untuk mendirikan kantor sementara, ketika anda membutuhkan suatu pengembangan tertentu. Seperti menyewa Temporary Office dan lain - lain.
10.  Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis anda dengan jalan Waralaba atau Peluang Bisnis.
F.     Tingkatan Dalam Pengembangan Usaha
1.      Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Tingkat perkembangan usaha yaitu : Perkembangan incremental. Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar  hal baru yang dikembangkan dari awal. Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel. Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.
2.      Tingkat Komersial .
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni et Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru.  Dengan    demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat didorong mampu menangani banyak masalah.Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial  adalah saluran  atau    setup organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra , agen  seperti, distributor, pemegang lisensi, franchisee, atau cabang anda sendiri nasional atau internasional.Dan  terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat  rantai nilai. Pada  pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan usaha /  bisnis di perusahaan – perusahaan teknologi yang telah  mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau  dikombinasikan dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk.  Sebuah seluruh  produk umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi hidup.Sebuah teknologi pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi bersumber dari orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .
3.      Tingkat Korporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu Kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.
4.      Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang
Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.
G.    Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha
Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran, dan penjualan, seperti :
1.      Aspek strategi
a.       Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi kesenjangan (yang ada dan / atau diharapkan) oleh konsumen .
b.      Menciptakan pasar baru .
c.       Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik konsumen
2.      Aspek manajemen pemasaran
a.       Menembus dan menguasai pangsa pasar .
b.      Mengolah situasi / peluang  pasar yang ada dengan teliti.
c.       Memasarkan produk dengan jaringan yang luas  seperti impor produk ke luar negeri.
d.      Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli produk kita , seperti memasang iklan , brosur, dan lain-lain.
3.      Aspek penjualan
a.       Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan penjualan dan proses tindak lanjut penjualan .
b.      Banyak volume produk yang akan dijual.
H.    Masalah-masalah dalam suatu Pengembangan Usaha
Adapun analisa masalahnya adalah :
1.      Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi
2.      Kesulitan dalam pemasaran produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpana prodik di gudana atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si pengusaha.
3.      Persaingan usaha yang semakin ketat 
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk .
4.      Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan usaha . Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya.
5.      Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli
Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, seorang enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk membesarkan perusahaan. Ia mencontohkan PT Astra International Tbk. Astra fokus dalam manajerial sumber daya manusia, sehingga apa pun bisnis Astra, dapat berkembang. "Awalnya, Astra hanya bisnis perakitan mobil. Tapi, sekarang bisnisnya di mana-mana, dari sawit hingga air bersih," kata Poltak dalam Enterpreneur Festival di Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.
6.      Pemasaran
Bargaining Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu lemah, utamanya berkaitan dengan penentuan harga dan system pwmbayaran, serta pengaturan tata letak produk usaha kecil di department store dan supermarket. Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antar usaha sejenis. Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, misalnya tentang produk yang diinginkan, siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.
7.      Bahan Baku
Supply bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan baku,keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecil Harga bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar. Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan manipulasi kualitas bahan baku. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.
8.      Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain karena lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha kecil. Akses dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata, sedangkan upaya penyebarluasan masih kkurang gencar. Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi tepat guna) sukar diperoleh. Lembaga independent belum ada dan belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji teknologi yang ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga teknologi ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimum. Peranan instansi pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.
9.      Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditmukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah. Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan.
10.  Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah).  Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas.  Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil.  Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi.  Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak mendukung busaha kecil untuk mampu mengekspor produknya.  Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.
11.  Infrastruktur
Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi gangguan disamping pelayanan petugas yang kurang baik. Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
12.  Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan belum bermanfaat. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih kurang.
13.  Pengembangan Produk
Poltak menjelaskan, banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan masyarakat. Ia memberi saran agar membuat produk "demand driven", yaitu produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Poltak mencontohkan bagaimana Hewlett-Packard terus meluncurkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat, karena adanya masukan dan saran dari masyarakat. Pengembangan produk penting untuk keberlangsungan perusahaan
14.  Memetakan Kompetisi
Poltak menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk melakukan riset SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana sangat penting bila kompetisi terus terjadi. Salah satu contoh perusahaan yang tidak melakukan perencanaan yang baik adalah Kodak. "Kodak penemu foto digital pertama dan kuat di fotografi. Namun, karena mereka kuat menjadi tidak waspada disalip kompetitor, sehingga Kodak bangkrut tahun lalu," kata analis pasar modal ini.
15.  Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus menentukan siapa yang menjadi prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui karakteristik pelanggan. Poltak mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah. Positioning ini membuat demand Wal-Mart menjadi elastis. Saat ekonomi bagus, masyarakat kelas bawah belanja di Wal-Mart, dan saat ekonomi sulit, masyarakat kelas atas juga ikut belanja di Wal-Mart.
16.  Pricing
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang terjangkau. Unilever, lanjutnya, merupakan contoh yang bagus. Produk Unilever sangat kuat di konsumen kelas atas. Namun, dengan strategi brilian, Unilever juga dapat menjangkau kelas bawah dengan membuat kemasan sachet. "Ketika produk dikecilkan, ternyata margin lebih besar produk normal," katanya.
17.  Siklus Penjualan
Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, apakah tahan lama atau tidak. Enterpreneur juga harus memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran dengan terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru. Sebagai contoh, Nokia terus mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga para pesaing tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan Nokia. "Sayangnya, masalah Nokia cuma operating system yang tetap bertahan dengan Symbian yang tidak terbuka seperti Android," katanya.
18.  Pengelola berbeda dalam usaha
Contoh jika dalam usaha bersama antar pengelola membuat fungsi dan hak dalam menjalankan roda usaha ,sering terjadi berbeda pandangan dalam mengambil keputusan.
19.  Stok
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang lokasinya jauh dari tempat usaha sering terjadi keterlambatan dan membuat stok kurang lengkap dan dapat menghambat pemasukan
20.  Biaya Awal
Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal .bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.
Adapun solusinya adalah:
1.      Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar seperti dari pinjaman bank , hibah , dan sebagainya.
2.      Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan begitu produk kita akan mlebih mudah dikenal oleh masyarakat
3.      Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti menerapkan strategi penjualan contonhnya membuat diversikiasi produk , menemukan produk baru dan sebagainya.
4.      Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5.      Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan anda , dengan demikian anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli dibidangnya .




















DAFTAR PUSTAKA
achmadfarismuharam.blogspot.com/2012/11/pengembangan-usaha.html
harrisfadilah.wordpress.com/2012/04/17/pengembangan-usaha/
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Medan: Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT).
Sulaeman, Suhendar. 2004. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Pasar Regional dan Global, Jakarta
www. Entrepreneur.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar